Advertisement

Responsive Advertisement

Napi di Guantanamo Disuntik Obat Gila

Napi di Guantanamo Disuntik Obat Gila
SHABESTAN -- Sebuah dokumen rahasia Pentagon mengungkapkan adanya penggunaan suntikan kejiwaan pada napi di penjara Guantanamo ketika diinterogasi. Dikhawatirkan, suntikan ini dapat membuat napi meracau dan mengungkapkan kebohongan kepada petugas.
Diberitakan Daily Mail, Jumat 13 Juli 2012, dokumen rahasia tersebut diberikan oleh Pentagon kepada situs berita Truthout, selang dua tahun setelah situs ini meminta dokumen itu atas dasar Undang-undang Kebebasan Informasi. Dokumen ini berisikan penyelidikan Pentagon pada 2008-2009 atas dugaan penyimpangan di Guantanamo.

Dalam dokumen rahasia tersebut diketahui bahwa petugas menyuntikkan cairan pengontrol pikiran yang biasanya digunakan di rumah sakit jiwa. Pada laporan penyelidik Pentagon di dokumen tersebut, dikatakan bahwa suntikan diberikan untuk napi yang dianggap memiliki gangguan mental.

"Beberapa napi yang diinterogasi tengah menjalani pengobataan kejiwaan karena memiliki gangguan mental serius," tulis penyidik dalam laporan itu.

Dalam laporan setebal 41 halaman itu dikatakan bahwa suntikan yang diberikan adalah obat murahan untuk mengatasi penyakit kegilaan yang dinamakan Haldol. Produk ini pertama kali dipasarkan pada tahun 1960an, biasanya digunakan di rumah sakit jiwa dan ruang UGD.

Obat ini memiliki efek samping yang negatif, di antaranya depresi, ketegangan otot, kecenderungan bunuh diri dan serangan jantung. Haldol juga dapat merusak otak seseorang dengan mengubah jalan pikirannya.

Seorang tahanan di Guantanamo dalam wawancara dengan Pentagon mengatakan bahwa dia diberikan pil biru dan merah saat dipindahkan dari Pangkalan Udara Bagram, Afganistan pada 2002. "Mereka bilang itu permen," kata napi tersebut dalam laporan.

Setelah memakan "permen" itu, napi mengalami halusinasi selama beberapa hari. Dalam kasus lainnya, para napi disuntikkan serum anti influenza, namun dibohongi bahwa itu adalah "serum kebenaran."

Mantan Komandan Tim Medis di Guantanamo membantah bahwa mereka memaksa napi meminum obat gila. Dia mengatakan bahwa para napi melakukannya dengan suka rela, untuk mengatasi penyakit mental yang mereka derita.

Namun dalam penyelidikan tidak ditemukan bahwa petugas terlebih dulu menghilangkan pengaruh obat ketika mereka menginterogasi napi. Dikhawatirkan, di bawah pengaruh serum kejiwaan para napi mengungkapkan kebohongan kepada para penyelidik.

(Sumber: VIVAnews)
http://www.shabestan.net/id/pages/?cid=8525

SEARCH...

Postingan terbaru